First Time for Everything
Dan, inilah tulisan pertama saya di sini. Bicara soal pertama kali. Bukankah saat pertama itu, selalu punya sensasi tersendiri? Kamu masih ingat rasanya pertama kali punya pacar? Sialan. Kenapa juga mesti topik pacar yang saya ungkap pertama kali? Maaf, mohon maklum. Bukan apa-apa, sekarang ini saya sedang tidak punya pacar. Lonely, loser and low life! Hahaha.
Oke, balik lagi ke perasaan pertama kali itu. Kalau saya, perasaan saya bahagia sekali! Saya yakin bukan hanya saya yang merasa bahagia. Seperti melayang, dibawa ke langit! Berlebihan, mungkin. Tapi, itu yang saya rasakan. Lalu, masih ingat juga, bagaimana rasanya diputusin pacar? Hahaha. Serasa jatuh dari langit, bukan? Dan, masih ingat rasanya hari pertama sekolah? Saat pertama kali berada di panggung, di depan banyak orang? Atau, saat pertama kali naik pesawat terbang? Pertama kali berkunjung ke Bali? Atau ke pulau lain yang mungkin sebelumnya belum pernah kamu kunjungi.
Saya yakin, perasaan senang campur tegang itu selalu muncul di saat-saat kita merasakan hal pertama kita. Maaf kalau kamu belum merasakan apa yang saya sebut di atas tadi. Tapi, mudah-mudahan kalau akhirnya kamu bisa merasakannya pertama kali, kamu ingat apa yang saya tulis di sini.
Satu yang pasti, ketika saya sampai pada titik first time tadi, seakan penantian yang kadang cukup panjang itu, jadi tidak terasa panjang lagi. Rasa penasaran saya, akhirnya bisa terpuaskan juga. Dan, mungkin itu yang menarik dari first time. Pertanyaan dan impian kita akhirnya bisa terjawab juga! Kalimat seperti, “Oh, jadi begini ya rasanya.” meluncur di dalam benak. Wajar saja, sebelumnya saya punya pikiran, “Kapaan ya saya bisa merasakan ini, atau itu?” Dan yang namanya manusia, ketika keinginannya bisa terpenuhi tentu saja akan senang.
Tapi, manusia juga tidak pernah puas. Ketika akhirnya saya bisa merasakan first time untuk sesuatu, pasti keinginan merasakan first time yang lain muncul. Dan, karena itulah saya yakin, selama kita hidup, perasaan seperti ini akan selalu ada. Setelah ini, akan ada first time yang lain.
Ah, sudahlah. Terlalu panjang untuk membicarakan itu. Saya yakin kamu mengerti maksud saya. Saya hanya ingin berbagi cerita dengan kamu soal first time. Mudah-mudahan kamu bisa merasakan apa yang juga saya rasakan waktu menulis ini. Agaknya saya harus segera akhiri tulisan ini. Sebelum melantur terlalu jauh.
Salam,
0 Comments