Payudara
Tunggu dulu. Saya tidak akan porno. Saya hanya ingin mengungkapkan sebuah teori. Tentang kata “payudara”.
Mari kita telaah dari segi bahasa. Haha. Saya pisahkan dua kata itu, “payu” dan “dara”. Payu, dalam bahasa Sunda, berarti laku. Sedangkan dara, kita tau itu berarti perempuan.
Gabungkan dua kata tadi, laku dan perempuan. Dan pikirkan payudara. Bukankah itu, yang membuat seorang perempuan jadi perempuan? Karena dia punya payudara. Dan itukah yang membedakan perempuan dengan laki-laki, bukan? Itu pula yang sering membuat perempuan jadi lebih menarik, atau lebih laku, di mata laki-laki.
Berarti, tepatlah kalau kita sebut bagian tubuh itu dengan payudara.
Dan, bukankah kadang-kadang, perempuan mencoba segala cara agar payudara-nya terlihat indah? Agar sebagai dara, dia jadi payu, alias laku? Makanya, produk pengencang payudara diproduksi. Tujuannya tentu saja untuk membuat perempuan lebih laku.
Ah sudahlah. Saya menulis ini karena besok harus membahas produk yang berhubungan dengan payudara. Jadi, mari kita angkat gelas untuk payudara. Dan, untuk laki-laki, mari kita berterima kasih. Karena Tuhan telah menciptakan payudara. Karena kita diberi kesempatan untuk bisa tertarik melihat payudara. Haha.
Semakin melantur nih. Sudah dulu ya.
0 Comments