Tangis dan Kematian
Salah seorang mantan penyiar, meninggal. Suasana kantor langsung suram. Sepertinya semua sedih. Ada yang menangis. Menitikkan air mata. Atau, hanya melamun saja. Saya termasuk yang tidak tau harus bagaimana. Pertama, saya belum kenal orang yang meninggal itu. Kedua, saya selalu merasa canggung ketika berada di tengah-tengah suasana duka.
Hanya, ada yang terlintas. Melihat semua bersedih. Saya jadi berpikir, apakah kalau saya meninggal, orang-orang akan bersedih juga? Apakah akan ada yang menangisi kepergian saya? Berapa banyak yang akan bersedih? Atau, orang lain hanya akan menanggapinya dengan biasa saja. Tidak ada yang hilang dari kehidupan mereka.
Pernahkah kamu berpikir seperti itu juga?
Apakah ukuran berarti atau tidaknya kamu bagi orang lain ditentukan dari banyaknya orang yang menangis di pemakamanmu? Dan banyaknya orang yang mengantar jenasahmu ke pemakaman. Atau, ketika mendengar kamu tiada.
Apa yang membuat orang menangis di pemakaman? Apakah karena sedih dengan keadaan yang meninggal itu? Apakah sedih karena tidak bisa bertemu lagi dengan orang yang meninggal itu?
Apakah perpisahan itu harus selalu diwarnai dengan air mata? Ataukah kita justru harus bahagia? Karena orang yang meninggal itu, bisa jadi, pergi ke tempat yang lebih baik. Tidak perlu lagi memikirkan urusan dunia. Entahlah.
Ah sudahlah. Maaf kalau sekali lagi membuatmu bingung.
0 Comments