Lebih dari satu tahun, kendaraan itu tidak dikemudikan. Maklum, tidak ada orang yang mau saya ajak jadi teman seperjalanan. Yang terdahulu, memilih untuk turun dari kendaraan. Tidak melanjutkan perjalanan. Dan memilih naik kendaraan lain. Dan saya terpukul. Sempat tidak mau lagi melakukan perjalanan dengan kendaraan itu.
Kemarin, saya resmi punya teman seperjalanan yang baru. Mesin kendaraan sudah dipanaskan. Oli sudah diganti. Servis dan tune up sudah dilakukan. Tekanan ban sudah diperiksa. Surat-surat kendaraan sudah dibawa. Masukkan gigi, injak gas, angkat kopling dan berangkatlah kami.
Teman seperjalanan yang baru ini sangat menyenangkan. Dia bisa diajak bicara tentang apa saja. Dia tidak keberatan dengan album apa yang akan saya putar di kendaraan selama perjalanan. Malah, dia merasa pilihan album saya bagus. Dan katanya, itu salah satu alasan dia mau diajak menempuh perjalanan.
Ah senangnya. Menempuh perjalanan dengan kendaraan yang sudah lama tidak saya hidupkan. Bersama teman seperjalanan saya yang baru. Bahagianya saya. Haha. Sekarang sih, saya masih ingin berputar-putar keliling kota saja dulu. Menikmati perjalanan ini. Menikmati hal yang baru ini.
Di depan, pasti banyak kerikil tajam. Banyak perhentian. Banyak polisi lalu lintas. Banyak kemacetan. Tapi, di depan juga pasti ada jalan bebas hambatan. Ada pemandangan indah dan sejuk. Dan itu pasti bakal menghiasi perjalanan kami. Saya tau itu. Dan jalan panjang yang berliku dan berangin menanti kami. Kalau begitu, mudah-mudahan saja, dia bisa terus diajak bernyanyi selama perjalanan.
“The long and winding road. That leads to your door. Will never disappear. I’ve seen that road before. It always leads me here. Lead me to your door.”