jaque mate, dan sedikit foto lain dari java jazz
setelah repot mengurusi id, akhirnya saya bisa juga datang ke java jazz. bukan karena fanatik jazz sebenarnya. dan bukan semata-mata demi kepentingan liputan. saya tipe orang yang penasaran. kalau banyak orang bisa datang ke sana, saya selalu tidak ingin kalah. hehe. mumpung ada yang bisa gratisan, kenapa tidak?
saya tidak terlalu tahu musisi jazz mana saja yang bagus. dan dengan 15 panggung sebagai pilihan, tentu saja membuat saya pusing harus mendatangi mana saja.
hari pertama, bersama bayu yang memang fanatik jazz saya memang terbantu. minimal, dia bisa memberi info, siapa saja yang bagus, karyanya masih up to date, dan penting.
hari kedua, praktis hanya keliling-keliling. bertemu banyak teman yang jarang ditemui. dan tentu saja, ada pacar. :p
hari ketiga, baru bisa menikmati. karena baru benar-benar menonton. pertama; david benoit yang berkolaborasi dengan michael paulo [yang tampangnya mirip mas-mas dan dia sadar akan itu], dan magenta orchestra. lumayan ramah di telinga saya yang bukan fanatik jazz.
kedua, jaque mate. ini baru saya benar-benar suka. tiga bersaudara ini memainkan blues dengan penuh hati. saya selalu menikmati pertunjukkan mereka. [atau, mungkin karena baru tiga kali ya?]. sayang, musik karya mereka sendiri tidak terlalu istimewa, walau nyatanya mereka memainkan karya orang dengan penuh penjiwaan dan dengan atraksi panggung yang sangat menarik.
ketiga, jamie cullum. modal dia cuma dua; wajah seperti leonardo di caprio dan bakat musik. dia pintar membaca pasar. hasilnya, ribuan gadis di jhcc menjerit. yah, setidaknya begitu kesan yang kuping saya tangkap ketika ada di sana.
keempat, tortured soul. beat-beat danceable yang mampu membuat saya yang pemalu dan tak bisa berdansa ini menggoyangkan kaki, sedikit pinggul dan kepala. haha.
0 Comments