Hari Minggu kemarin, saya ke resepsi pernikahan seorang kawan.
Pemandangannya standar lah. Seperti banyak resepsi pernikahan, Makan-makan. Salam-salaman. Foto-foto. Beberapa hari lalu, di film
Sambil menyantap makanan, si wedding singer dan home band menyanyikan beberapa lagu. Dan rupanya, tidak sedikit wedding singer yang memerhatikan dengan baik lagu apa yang sebaiknya mereka nyanyikan di resepsi pernikahan. Kemarin, yang paling saya ingat, adalah ketika si wedding singer menyanyikan “Gantung” dari Melly. Apakah dia tidak tahu, lagu itu bercerita tentang apa? Dasar. Lagu Glenn Fredly [atau Ello ya? Saya lupa, soalnya dua penyanyi itu kadang lagunya mirip. Hehe] yang “Pergi Untuk Kembali” juga dia nyanyikan. Liriknya saja, tentang si cowok meninggalkan kekasihnya untuk sementara.
Bukan persoalan Feng Shui atau apa. Menurut saya sih, temanya tidak cocok dengan semangat resepsi pernikahan. Maklum, sepasang manusia berbahagia. Resmi mengikatkan diri mereka. Menatap masa depan bersama. Haha.
Tidak jarang, saya memikirkan lagu apa yang sebaiknya diputar di resepsi pernikahan. Walau saya tahu, itu agak mustahil. Paling juga, ketika saatnya tiba, calon mertua akan menolak ide ini. Kawan saya yang skin head saja, di resepsi pernikahannya, wedding singer-nya yang sepertinya kelompok Nasyid, menyanyikan lagu-lagu rohani. Paling pop, lagu Opick.
Ini untuk berandai-andai. Jika ternyata calon mertua mengijinkan, atau saya punya uang berlimpah, dan mengadakan resepsi khusus kawan-kawan dekat, beberapa lagu ini, saya ingin putar di resepsi pernikahan. Jika tidak pun, yah setidaknya saya sudah membayangkannya. Hehe. Lagu-lagu cinta ini, semacam gombalan saya buat istri saya nanti.
Senang Bersamamu, Naif.
Ini mah yang paling mendasar tentunya. Perasaan senang bersama pasangan. Yang penting itu
The Long and
Filosofisnya, karena kami akan menempuh perjalanan yang panjang dan berliku.
That’s How Strong My Love Is, The Rolling Stones.
Aslinya dibawakan Otis Redding. Dan bicara soal gombal, ini gombal sekali, tapi saya suka. Dan lagu ini tidak terlalu bising buat pernikahan. “If I was the sun, way up there. I’d go with my love everywhere. I’ll be the moon when the sun go down. To let you know I’m still around. That’s how strong my love is, baby. That’s how strong my love is.”
CIK, Iwan Fals.
CIK itu kependekkan dari calon istriku. Saya suka liriknya. Semangatnya positif. Mungkin Iwan Fals menulis ini ketika masih pacaran dengan Yos, saya tidak tahu. Ini bagian yang saya suka, “Riak gelombang satu rintangan. Ingat itu pasti
Love, John Lennon.
Cara John Lennon menyanyikan lagu ini, benar-benar menyentuh. Dia bicara cinta, memang seperti orang yang jatuh cinta, dan percaya sekali akan cinta. Bukan seperti band baru yang menyanyikan lagu cinta, karena berharap lagunya laku. “Love is you. You and me. Love is knowing. We can be.”
Perfect Day, Lou Reed.
Resepsi pernikahan mungkin salah satu perfect day [saya tidak tau, karena belum pernah mengalaminya]. Makanya lagu ini cocok. “Oh, it’s such a perfect day. I’m glad I spend it with you.”
It Takes Two, Marvin Gaye.
“One can have a dream baby. Two can make that dream so real.” Lagi-lagi, ini soal harapan dan semangat. Di hari saya memulai hidup baru bersama pasangan, saya ingin semuanya positif.
Say You Will, Mick Jagger.
Di antara semua lagu solo Mick Jagger, ini yang paling pas. “Cast all your fears aside. Say you will, say you will be mine. And stay with me, until the end of time.”
I Love You, The Ramones.
Mendengar Joey Ramone, menyanyikan “Baby I love you. I tell you, I love you…I really do…” dengan logat khasnya, mungkin akan menghilangkan rasa pegal saya setelah berdiri dua jam, bersalaman dengan banyak orang asing. [walaupun kemungkinan besar, ini akan membuat banyak orang tua kaget. Hehe]
Mawar Merah, Slank.
Slank harus masuk. Walaupun ada bagian dari lirik yang berkata soal tidak bisa memberi apa-apa, tapi tetap saja, bagian bahwa si lelaki percaya sekali pada cinta si perempuan, itu cocok dengan semangat positif yang saya harapkan.
Love You, Syd Barrett.
Lirik pembuka lagu ini sungguh unik. “Honey love you, honey little, honey funny sunny morning.” Suara akustik gitar yang lebih menonjol, diharapkan bisa menurunkan sedikit tempo.
Have I Told You Lately?, Van Morrison.
Saya lebih suka versi Van Morrison. Karena saya suka karakter vokal seperti ini. Mungkin ini bisa memfasilitasi mereka yang kupingnya lebih senang lagu yang lebih manis. “Take away my sadness. Fill my life with gladness. Ease my troubles. That’s what you do.”
I’ll be Your Mirror, The Velvet Underground.
Rasanya lagu The Velvet Underground akan cocok diputar untuk segala suasana. Yang ini saya pilih tentu saja karena liriknya. “I’ll be the wind, the rain and the sunset. The light on your door to show that you’re home.”
For Your Love, The Yardbirds.
Ini satu lagu lagi yang bercerita tentang betapa si lelaki akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat pasangannya bahagia. “For your love, for your love, I would give the stars above. For your love. For your love. I would give you all I could.”
Ah, segitu saja dulu. Intinya sih, saya ingin musik-musik dari musisi favorit saya diputar. Nanti saya pikirkan lagu yang lainnya, kalau sudah pasti kapan nikahnya. Dan tentu saja, ini belum termasuk lagu-lagu pilihan calon istri saya nanti. Hahaha. Seperti saya bilang di atas, mimpi tinggal mimpi, paling juga nanti di resepsi pernikahan saya, yang diputar lagu tradisional.