MENGINTEROGASI DETEKTIF FLAMBOYAN
Bin Harlan Boer adalah salah seorang penulis lirik yang saya kagumi. Saya sadar ini ketika mendengarkan album “Ketika La La La “ dari C’mon Lennon. Dia pintar memilih tema yang tidak biasa untuk lagu. Yang paling membekas pertama kali, adalah “Gadis Bertangan Satu”. Bisa-bisanya dia bikin lirik seperti itu. Bikin iri saja. Hahaha.
Secara penampilan panggung, dia tidak terlalu menarik. Nyaris membosankan sebenarnya melihat dia bernyanyi di panggung. Bahkan rasanya Chrisye, lebih banyak bergerak dibandingkan dia ketika di panggung. Tapi, begitu saya dengarkan lagu dan lirik karangan dia, itu jauuuuh lebih menarik. Mungkin dia memang lebih cocok jadi recording artist saja. Tidak usah banyak manggung.
Senin [12/6] malam kemarin, saya nyalakan YM. Statusnya; available. Sesuatu yang jarang saya lakukan. :p kadang-kadang suka males menanggapi pertanyaan orang-orang yang tidak terlalu akrab. Apalagi jaman majalah baru terbit.
Bin menyapa saya malam itu. Maka kami pun berbincang. Di tengah perbincangan, saya terpikir untuk memuatnya di multiply. Hehe. Entah naluri jurnalis, atau karena saya rindu membuat tulisan yang berhubungan dengan musik. Dia mengijinkan. Ini hasilnya, setelah formatnya saya edit sedikit.
harlan boer: soleh, saya sering mengintip blog anda, isinya mantap sekali.
soleh solihun: halo bin. hehe. terima kasih.
harlan boer: asli. dahsyat. masih di kantor? deadline?
soleh solihun: masih. nggak bin. biasa aja. internetan. hehe. wah, dipuji elu merupakan kehormatan.
harlan boer: alaaah. beneran leh. blog favorit.
soleh solihun: terima kasih bin. kenapa merasa sebuah kehormatan, karena gua suka lirik-lirik elu di lagu. gua rasa, elu salah seorang penulis lirik yang bagus.
harlan boer: alaaaaaah. anjir, salting.
soleh solihun: hahaha. beneran bin. apalagi pas denger lagu “gadis bertangan satu.” bener-bener edan lah menurut gua mah. bisa kepikiran jadi tema lagu. itu
harlan boer: iwan fals memang salah satu “guru” saya. hehehe.
soleh solihun: kalo begitu, elu berguru pada orang yang tepat.
harlan boer: gue pernah sakit cacar. diungsiin ke rumah nenek. cuma bawa satu kaset: kantata taqwa. tapi itu sudah lebih dari cukup.
soleh solihun: wah, selalu senang mengetahui ada lagi penggemar iwan. haha.
harlan boer: makanya, banyak banget sebetulnya orang yang gila-gilaan dengerin iwan. berarti seharusnya di
soleh solihun: iya, tapi sayangnya, sepertinya lebih banyak yang mengagumi figurnya aja.
harlan boer: itulah… kalau tentang iwan, gue banyak banget punya pengalaman emosionil bersama lagu-lagunya. hahaha.
soleh solihun: ketauan umurlu berapa kalo begitu. hahaha.
harlan boer: muda
soleh solihun: hahaha. tapi, gua menyayangkan tuh iwan nyanyiin lagu cinta begitu liriknya nggak cocok banget sama karakter dia, gimana kalo menurutlu?
harlan boer: leh. pindah komputer bentar ya.
soleh solihun: oke.
harlan boer has signed back in. (6/11/2007 9:01 PM)
harlan boer: yak. sampai di mana tadi?
soleh solihun: sampai di lirik lagu cinta iwan yang sekarang. menurut gua, penyanyi-penyanyi yang bikin lirik buat dia, kurang mengerti karekter iwan.
harlan boer: gue belum dengerin album itu leh, tapi album dia yang dibikinin sama penulis-penulis lagu yang tempo hari (lupa gue judul albumnya) juga kurang oke.
soleh solihun: iya, gua juga kecewa tuh.
harlan boer: lo gemar berat morrissey juga nggak leh?
soleh solihun: nggak berat. suka, tapi tidak mendalami.
harlan boer: ohh. gue gemar berat juga tuh
soleh solihun: gua dengerin album “ringleader…,” kok kaya merasa dia lagi sedih banget ya?
harlan boer: wah, album itu gue belum denger. hehe. harganya mahal.
soleh solihun:
harlan boer: itulah… terpaksa mengaku. gue gaptek.
soleh solihun: wah?
harlan boer: hehehehe.
soleh solihun: hahahah. tapi
harlan boer: ya ya.
soleh solihun: kalo bisa chatting, pasti bisa download. gua juga nanya ke orang sebelumnya. hehe.
harlan boer: akan saya coba.
soleh solihun: itu salah satu jawaban untuk penggemar musik dengan budget terbatas loh. harga cd emang sialan. apalagi tuh yang di aksara.
harlan boer: sepakat! harga cd siaul! makanya, album morrissey itu nggak ada kasetnya. jadi gue sedih.
soleh solihun: iya, suka sebel sama record label lokal.
harlan boer: padahal dulu saya mengenal morrissey lewat kaset…sama seperti iwan.
soleh solihun: selain iwan dan morissey, elu berguru lirik pada siapa lagi?
harlan boer: at mahmud.
soleh solihun: itu menjelaskan kenapa lu bikin lagu “detektif flamboyan” ya?
harlan boer: hahaha. gue nggak tau. tema detektif flamboyan menurut gue cocok sama musiknya. itu aja sih alasannya. pas denger musiknya, gue teringat film-film detektif. dan teringat band cordurroy.
soleh solihun: ooh begitu. kalo lagu gadis bertangan satu, itu gimana?
harlan boer: itu aslinya dari puisi gue. katanya udah ada jauh sebelum lagunya gue bikin. itu gimana ya…ah..
soleh solihun: kenapa?
harlan boer: ya, mungkin secara bawah sadar ada pengaruh iwan dan morrrissey juga. tapi waktu itu gue lagi ngerasa gimana ya…mungkin sedikit berandai-andai. nguji kepolosan hati gue.
soleh solihun: hahaha.
harlan boer: kalau gue jatuh cinta sama cewek yang tangannya buntung, gue bakal tetep deketin dia atau nggak. yang kayak gitu-gitulah.
soleh solihun: kontemplasi mendalam ya?
harlan boer: bentuk yang lebih ekstrem dari “kalau lo jatuh cinta sama kebaikan cewek, tapi cewek itu gembrot, lo tetep mau jadiin dia calon istri lo atau nggak”. atau cewek itu item banget. dan pemikiran bahwa kita di dunia
soleh solihun: iya, gua juga suka mikir gitu. kalo tiba-tiba, secara fisik kondisi pasangan kita berubah, apakah perasaan kita sama.
harlan boer: iya. tapi itu menurut gue lebih gampang ketimbang di awal, kita nggak bisa bo’ong kalau kita suka gadis itu, dia baik tapi akal kita ngomong,”aduh…sayang gembrot.”
soleh solihun: hahaha. bener banget tuh. akhirnya, kita cuma jadiin dia best friend.
harlan boer: jangan-jangan itu lebih berat dari pada, “yah, agamanya beda lagi…” yoi. akhirnya jadi best friend. hahahaha.
soleh solihun: kadang-kadang, kita emang suka picik kali ya.
harlan boer: gadis bertangan satu itu, gue merinding nulisnya. beneran.
soleh solihun: merinding kenapa?
harlan boer: iya. kalau khayalan itu terjadi sama gue, gue bakal gimana? apakah bisa lebih tulus atau nggak. ngeri juga ya kalo sampe dihadepin situasi begitu.
soleh solihun: tapi, gua suka salut, sama mereka yang bisa menerima pasangan dengan kekurangan fisik.
harlan boer: iya. soalnya
soleh solihun: jangankan yang buntung, yang cebol aja, belum tentu kita mau.
harlan boer: itu dia.
soleh solihun: eh, tapi ngomong-ngomong, nggak bermusik lagi bin?
harlan boer: belum leh. mungkin akan. tapi lebih hanya rekaman. manggungnya sesekali aja. kalau pas ada waktu kosong dan studio teman-temen ada yang kosong, mungkin gue akan mulai rekaman.
soleh solihun: proyek solo?
harlan boer: sepertinya. agak susah cari partner yang mau rekaman doang tanpa manggung. dan musiknya bisa lentur. nggak ada imej musik harus gimana. gue bikin lagunya gitu sih leh. belang-belang.
soleh solihun: elu capek dengan segala macam ekspektasi orang ya?
harlan boer: maksudnya?
soleh solihun: kalo di c’mon lennon, elu diharapkan untuk menjadi musisi yang selalu tampil. bertanggungjawab sama album, tidak sebatas rekaman. sementara susahnya, kalo elu bikin karya, dan orang lain suka sama karyalu, otomatis orang-orang akan menaruh harapan sama elu.
harlan boer: ya ya. gue nggak mau seperti itu. gue susah untuk bisa tetep enjoy manggung di luar
soleh solihun: dan elu nggak mau bikin album yang warna musiknya sama?
harlan boer: iya. bukannya nggak mau juga ya. tapi emang gue kalau bikin lagu warna musiknya suka belang-belang. beberapa stok lagu gue ada yg kayak lagu melayu. contohnya kayak gitu.
soleh solihun: tapi, kalo di satu album terlalu belang, nggak takut orang malah jadi bingung dengan karakter musiklu? atau, itu elu sudah sadari?
harlan boer: iya. sebenernya menurut gue album lennon “ketika la la la” juga belang, kalau mau melihatnya sebagai belang. dengan istilah-istilah, “ambulance” sama “kelinci jantan” bisa dibilang belang
soleh solihun: iya sih, kalo dari tema,
harlan boer: gue sih menyadari itu leh. dan mungkin kalau gue bikin album, gue juga bakal mikir apakah lagu dengan
soleh solihun: kalo menurut gua sih, lebih menarik dibuat tematik, lebih mudah mencerna dan mengidentifikasikan karakter si musisi.
harlan boer: yang jelas sih gue udah lama banget nggak bikin lagu punk/hardcore.
soleh solihun: udah banyak stok lagu punk/hc nya?
harlan boer: dulu lumayan lah.
soleh solihun: berapa banyak yang berhasil direkam?
harlan boer: nggak ada. hahahaha. tapi gampanglah, nanti bisa bikin lagi
soleh solihun: harusnya lu kasihin ke band-band punk/hc yang baru dibentuk. itung-itung mereka punya lagu yang bukan lagu dari band orang.
harlan boer: gue mau tuh kasih-kasih lagu. untuk white shoes gue bikin satu lagu. di ruang rupa ada komputer yang bisa buat ngerekam. gue rekam di
soleh solihun: tentang apa lagunya?
harlan boer: tentang proses informasi. hahahaha.
soleh solihun: hahaha. serius banget.
harlan boer: judulnya “mata dan telinga.” hahahaha.
soleh solihun: ada-ada aja. itu gara-gara ngelamunin apaan?
harlan boer: lirik refrain-nya gini: “mata dan telinga kirimkan berita, kepada hati manusia, lalu kita pikirkan, dan mulai melangkah.” ngelamunin apa ya waktu itu…?
soleh solihun: elu bisa aja, nyari tema yang tidak biasa buat lagu. harusnya, ahmad dhani minta stok lagu juga tuh sama elu.
harlan boer: anjrot. hahahaha.
soleh solihun: cintaaaa melulu. gua saking optimisnya, jadi malah menganggap, mungkin dhani bikin lirik lagu cinta, karena emang udah sebel sama lagu cinta, jadi sekalian aja dia bikin pol, bikin lagu cinta, untuk sekalian mengolok-olok selera publik.
harlan boer: hahahahaha. tapi gue suka lagu dewa yg “kirana.”
soleh solihun: oh, kalo era itu sih, mereka masih menarik. kita bicara era album dengan kata cinta di belakangnya; “republik cinta,” “kerajaan cinta,” “pangeran cinta.”
harlan boer: wah, itu busuk! hahahaha.
soleh solihun: hahaha. dia kekurangan cinta maia, atau malah kelebihan ya?
harlan boer: hahahaha.
soleh solihun: dan elu, sebagai penulis lirik, malah belum bikin lagi album nih. jadi aja, kita masih harus puas dengan pilihan lirik-lirik lokal yang begitu; cinta melulu.
harlan boer: hahahahaha. sialan.
soleh solihun: hehehe. tapi, untung ada jimi, dan elu, dan arian.
harlan boer: jadi gue harus bikin album untuk menerjang ahmad dhani?
soleh solihun: BETUL BIN!
harlan boer: hahahaha.
soleh solihun: kalo udah jadi, kirim ke rumah dia, biar dia tau, masih banyak hal lain yang bisa dibikin tema lagu.
harlan boer: judul albumnya itu aja ya: MENERJANG AHMAD.
soleh solihun: atau, MENGHANCURKAN REPUBLIK CINTA!
harlan boer: hahaha. kover albumnya gambar dagu ahmad dhani. jenggotnya lagi dicabut pake pinset.
soleh solihun: dan ada kutipan, “MAKAN TUH CINTA!”
harlan boer: atau nggak” CINTA LO BRENGSEK!”
soleh solihun: hahahaha. itu juga bisa. slank juga makin mengecewakan tuh. secara musik dan lirik.
harlan boer: saya slanker. sebelum mereka pecah.
soleh solihun: sama dong. gua malah sempat bikin kartu slanker segala. hahaha.
harlan boer: hahahaha. pol berat!
soleh solihun: walaupun baru menginjakkan kaki di potlot ketika sudah berstatus jurnalis. hahaha. biar minimal ada di level yang sejajar. bukan antara fans dan idola. tapi antara jurnalis dan musisi. hahaha.
harlan boer: wah, pas banget tuh ya leh. jadi slank-nya
soleh solihun: hahaha.
harlan boer: kalau penggemar mah paling didiemin ngerokok di pager.
soleh solihun: minimal, kalo wartawan yang ngajak ngomong, mereka lebih memperhatikan.
harlan boer: yoi. kartu anggota slanker lo masih ada nggak leh?
soleh solihun: masih ada, di
harlan boer: seaaap! waktu smp gue pernah sakit. nah, pas hari itu slank rilis “kampungan.” gue langsung minta tolong kakak gue ke toko kaset beliin album itu. hahaha. tak sabar menunggu.
soleh solihun: jadi sembuh?
harlan boer: udah nggak masalah masih sakit atau jadi sembuh. yang penting udah punya “kampungan.”
soleh solihun: hahaha. bener juga.
harlan boer: gue pertama kali denger slank di radio sk. mereka diwawancara. acaranya malem. besoknya gue langsung ke toko kaset. dahsyat tuh band!
soleh solihun: ya ya ya. mereka pernah dahsyat. suka menyayangkan, kenapa juga mereka harus bubar. eh, pisah deng maksudnya.
harlan boer: yoi. gue masih inget, waktu itu gue denger radionya nggak di awal acara. jadi, lagu yang pertama gue denger “memang,” bukan “suit suit he he” yang diputer sebagai lagu pertama. wuidih…dengerin “memang” langsung tertarik. daya tarik utamanya indra q.
soleh solihun: emang gokil sih yang bertiga itu, bongki indra pay. pengimbang dari segi musik. bimbim kaka penguat dalam lirik. seperti yin dan yang.
harlan boer: iya. bimbim kaka bikin lagu dan lirik. bongki, indra, pay yg ngeberesin.
soleh solihun: makanya, sekarang, bip nggak bunyi. selain tentu saja karena personelnya lebih banyak sibuk ngurusin musik orang lain.
harlan boer: yoi. leh, selera musik kita banyak sama. hahaha.
soleh solihun: iya ya ternyata. gua kira, elu hipster. hahaha. ternyata, akarnya masih sama.
harlan boer: anjir.
soleh solihun: hehe. becanda. hipster mah nggak mungkin bisa bikin lirik “gadis bertangan satu,” atau “panggilkan ambulan.”
harlan boer: hahahaha. maklum leh, masih ada sedikit pengaruh generasi tvri. dan bahasa inggris juga nggak jago. jadinya banyak demen lokal. hehehehe.
soleh solihun: hehehe. sama kayak jimi ya, nggak jago bikin lirik bahasa inggris, tapi jadinya lirik indonesianya bagus.
harlan boer: jimi mah gawat leh. apakah aku ada di mars…keren berat.
soleh solihun: iya, itu lagu upstairs yang pertamakali gua denger. waktu itu, sering denger tentang band itu, pas gua magang di
harlan boer: yoi. gue pertama kali ke studio pas upstairs latian, langsung kagum.
soleh solihun: elu berapa lama ya waktu itu gabung sama mereka?
harlan boer: setahun. kalo nggak salah februari 2002 sampai maret 2003.
soleh solihun: sering terjadi benturan ide ya?
harlan boer: nggak. sedikit lah. tapi secara keseluruhan nggak.
soleh solihun: atau, emang pada dasarnya, elu emang nggak cocok bermain musik dalam band?
harlan boer: the upstairs kasus yang agak berbeda sih. gue main keyboard. sama sekali bukan instrumen yang gue kuasai dgn lumayan baik. gue masuk upstairs karena kepepet. tadinya gue calo. tukang nyariin keyboardist buat upstairs. sampai akhirnya upstairs harus manggung, belum ada keyboardist. ya gue yg main.
soleh solihun: oh, gua kira benturan ego. hehe.
harlan boer: lo emang wartawan.
soleh solihun: baru aja gua berpikir, untuk mengedit obrolan kita dan memasukkannya di blog. Hehe. jadi wawancara dengan bin harlan boer.
harlan boer: anjrot.
soleh solihun: hahaha. soalnya, topiknya menarik.
harlan boer: wah, setelah lo ngomong begitu, topik lanjutan bisa kurang menarik nih. gue lebih waspada.
soleh solihun: hahahaha. tenang aja bin. kalo elu tidak mengijinkan mah, gua nggak bakal sembarangan masukin obrolan ke blog kok. gua pengen masukin obrolan kita, karena gua pikir, sebagai musisi, elu masih kurang mendapat perhatian yang layak.
harlan boer: lah, maksudnya?
soleh solihun: harusnya, lebih banyak orang yang tau, kualitas bin harlan boer. salah seorang penulis lirik handal yang bisa menyelamatkan lirik lagu lokal. hahaha.
harlan boer: hahaha. tapi, kembali ke kantata taqwa di awal obrolan, momen-momen itu sangat mempengaruhi gue. gue takjub banget sama album itu. gue langsung pingin bikin-bikin puisi. dan berjanji pada diri sendiri untuk lebih memperlancar permainan gitar. hahahaha. soalnya, hampir seminggu gue denger album itu terus.
soleh solihun: liriknya dahsyat, musiknya megah ya? gua sih merasakan ‘wibawa’ orang-orang tua itu.
harlan boer: hahahaha.
soleh solihun: musik-musik yang bikin jantunglu berdebar.
harlan boer: lagu “kantata taqwa” itu, mungkin lagu religius pertama yg bikin gue sangat-sangat berpikir.
soleh solihun: berpikir soal apa?
harlan boer: gue, alam semesta, tuhan. “gerhana matahari kuasamu, oh ampunilah dosa.”
soleh solihun: terus, orang ngaji di latarnya, memperkuat suasananya ya.
harlan boer: yoi. terus repetisi laa ilaaha illallah. terus keyboard-nya yocky bagian interlude-nya. itu melodi keren berat.
soleh solihun: dan yang paling penting, porsi tiap orang-orang di
harlan boer: yoi. kelas berat di bidangnya masing-masing.
soleh solihun: walaupun tetep aja, figur iwan yang jadi magnet besar.
harlan boer: pasti.
soleh solihun: tapi nggak kerasa, bahwa yang satu lebih dari yang lain. kerasa banget kekeluargaannya ya. berbeda dengan kantata takwa samsara, yang di sampulnya, ada foto setiawan jodi GEDE BANGET!
harlan boer: hahahaha. setuju!
soleh solihun: makanya, gua mendukung banget begitu iwan nggak gabung lagi di kantata revolvere! jodi bukan lagi pengusaha yang hobinya musik, tapi pengusaha pengen jadi figur pembela rakyat dan memanfaatkan musik sebagai alat!
harlan boer: wuidih. hahaha. berat berat.
soleh solihun: kekecewaan yang berat bin. haha.
harlan boer: leh. bentar ya. ngecek kerjaan.
Tidak berapa lama, saya pulang. Sudah setengah sebelas malam. Dari sore, mata saya kunang-kunang. Kurang tidur mungkin. Atau kurang darah.
0 Comments