Seringai Tak Membakar Gudang Garam
Grup tanggung bertemu crowd tanggung, hasilnya: show tanggung.
Dewa Rock Indonesia, Log Zhelebour, jauh-jauh hari sudah mengatakan, kalau para pengisi acara di final Gudang Garam Rock Competition adalah band papan lapis 3, grup tanggung, yang penjualan albumnya tidak meledak. Saya bilang kepada Log, kalau dia kurang ajar. Sudah mengundang, masih saja merendahkan. Padahal, dia bisa memilih kata “underrated,” untuk lebih menghargai.
Waktu saya bilang kurang ajar, Log hanya cengengesan. Dan menjawab itu hanya istilah.
Minggu [17/6] sore kemarin, saya ikut rombongan Seringai ke lapangan D, Senayan, tempat digelarnya pertunjukkan final itu. Di belakang panggung, saya tidak melihat jurnalis lain. Entah mereka belum datang, atau enggan datang. Biasanya sih, sore-sore begitu, mereka sudah datang kalau memang ingin meliput. Atau mungkin karena acara itu tayang di Indosiar, mereka memutuskan untuk tidak meliput. Padahal, di konferensi pers, cukup banyak jurnalis yang datang.
Beberapa nama familiar ada di belakang panggung; Evo, dengan vokalis perempuan yang dandanannya aneh, tapi tidak menarik. Kotak, yang masih senang dengan sepatu new rock. Bens Leo, yang masih senang memasukkan kemejanya. J-Rocks, dengan tatanan rambutnya yang kamu tahu sendiri lah, dan wangi hair spray-nya lebih menyengat dari wangi parfum murahan. Achmad Albar, Azis MS, Piyu Padi, yang asumsi saya diundang Log. Atau, mungkin mereka jadi juri. Saya kurang tau.
Di jadwal, Seringai harusnya bermain jam setengah enam sore. Tapi, jadwal mundur setengah jam. Jam enam, panitia memutuskan untuk break magrib. Konsep yang tidak jelas menurut saya. Rasanya hampir semua panitia selalu menjadwalkan break magrib. Mengganggu flow acara.
Padahal, di lapangan itu tidak ada mesjid. Dan menurut saya, meskipun diberi break magrib, yang tidak pernah solat, tidak akan lantas solat. Dan yang sudah niat solat, diberi break atau tidak pun, mereka akan pergi dengan sendirinya kok. Kalau mau sih, putar saja azan magrib lewat pengeras suara. Begitu beres azan, MC bisa masuk sebentar, dan bisa dilanjutkan ke penampil berikutnya.
Ketika Seringai tampil, tata cahaya yang dibangga-banggakan Log, hanya digunakan sebagian kecil saja. Band tanggung, beri saja tata cahaya tanggung! Penonton pun bergoyang dengan tanggung. Hanya sebagian kecil yang melompat-lompat. Jatah lagu yang tadinya lima, terus dipotong jadi empat karena mundurnya waktu, belakangan dipotong lagi di tengah-tengah penampilan.
0 Comments