Di benak saya, acara Jumat hingga Minggu lalu [24 – 26/8] yang digelar di Pantai Carnaval, pasti punya panggung yang besar, dengan tata cahaya dan tata suara yang megah. Tapi, yang ada sebaliknya. Semua serba seadanya. Saya tak melihat stand-stand yang ada di sana, memang. Tapi, dari segi pertunjukkan musik, fasilitas yang diberikan seperti seadanya.
Saya datang jam tujuh malam, hari pertama. Jumlah penonton tidak sebanyak yang saya harapkan juga. Untuk sebuah festival, saya rasa itu terasa sepi. Saya tak tau pasti jumlah penontonnya berapa. Tapi, dari depan panggung, saya tak melihat penonton begitu membludak.
Mungkin karena jauh. Mungkin karena hari kerja. Mungkin karena sebagian besar penampil, masih bisa ditonton lain waktu. Di pensi, di klub kecil lainnya, atau di banyak gigs lainnya. Mungkin karena hari Sabtu, RCTI mengadakan acara di Senayan dengan para penampil yang kurang lebih hampir serupa.
Tapi, saya senang. Kelompok media sebesar Kompas sudah percaya pada kelompok-kelompok musik yang masih bisa dibilang underrated. Yah, mudah-mudahan ini pertanda baik. Walaupun perhatian mereka belum sebesar yang saya harapkan. Ya itu tadi, bisa dilihat dari panggung yang seadanya.
Atau mungkin, karena budget-nya harus dialokasikan untuk tiga hari. Jadinya, harus benar-benar mengirit biaya.
Sebagian besar para penampil, adalah jebolan IKJ. Bisa dimaklumi, karena penggagas acara itu, adalah Rektor IKJ. Jumat malam, ada Club 80’s, The Hydrant, The Changcuters, Shaggy Dog, Netral, dan The Upstairs.
Ternyata, jokes Tria, vokalis Changcuters bisa juga diterima publik Jakarta. Ini sepertinya bisa sedikit menepis keraguan sebagian orang mengenai bisa tidaknya jokes Tria yang kedaerahan diterima di luar Bandung.
Beres manggung, anak-anak The Changcuters dan The Hydrant saling bertegur sapa. Katanya, mereka saling mengagumi. Dan malam itu, kali pertama mereka bisa akhirnya bertemu. Manajernya masing-masing sih, sudah pernah saling bertemu sebelumnya.
Waktu Shaggy Dog manggung, beberapa orang skinheads, ikut bernyanyi di depan panggung.
“Oi! Oi! Oi! Skinheads, get your heads up!” [kurang lebih begitu yang terdengar di telinga saya]
Dian, backing vokal The Upstairs terlihat makin menarik saja. Hehe. Menurut saya, penampilan Dian malam itu, seksi sekali. :p
Dan karena sudah agak basi kejadiannya, saya jadi tak tau harus menulis apa lagi. Ini juga pengantarnya masih kurang baik menurut saya sebenarnya, tapi saya sudah terlalu malas memikirkan harus menulis apa lagi.
Ah, sudahlah. Silakan nikmati foto-fotonya. Kamera yang saya pakai kali ini, Olympus E-500. Padahal, sempat gembira sebelumnya, karena saya pikir akan memakai Canon 20 D, dengan lensa yang lebih bagus. Eh, kameranya dipake fotografer kantor. Mau meminjam yang Canon 5 D, tapi kasian fotografer satu lagi, kalau harus menunggu saya pulang malam.
Saya pulang jam setengah dua belas malam dari sana, karena Sabtu paginya harus berangkat bersama rombongan Seringai.
Ah, terlalu banyak menulis jadinya. Maafkan.