Longhair Alumni
Lihat dulu yang ini;
http://aparatmati.multiply.com/journal/item/65/longhair.
Arian men-tagged saya untuk mem-post foto saya ketika berambut panjang. Ini salah satu foto yang ada di account friendster saya. Foto-foto gondrong lainnya, sebenarnya masih banyak. Tersimpan di laci di kamar saya di Bandung.
Di foto yang ini tidak terlalu kucel tampang saya. Mungkin karena efek foto, wajah saya jadi bersih. Hahaha. Atau, mungkin karena kumis saya baru di-trim.
Hampir sepanjang masa perkuliahan, saya berambut gondrong. Tahun pertama, masih cepak gara-gara ospek. Nah, sejak tahun kedua hingga tahun ke-lima saya nyaris tak pernah memotong rambut. Saya selalu deg-degan setiap ingin pergi ke tukang cukur. Takut gagal. Jadi, lebih baik tak dipotong saja. Sudah jelas, kan, begitu potongannya.
Kalau dipikir lagi, mungkin itu sebabnya saya baru punya pacar ketika saya dicukur. Kapan-kapan saya posting foto saya dengan rambut gondrong, kumis dan brewok tak terawat. Mamang-mamang sekali lah. Hahaha.
Penghuni kampus lain, banyak yang mengira saya tak pernah mandi. Dandanan saya selalu sama. Jins, jaket kulit atau jaket jins, kaos hitam. Nah, yang saya ganti hanya kaos dan celana dalam. Itu sebabnya mereka mengira saya tak pernah mandi. Atau, mungkin karena dasarnya saya kucel, jadi tak terlihat bekas mandi.
http://aparatmati.multiply.com/journal/item/65/longhair.
Arian men-tagged saya untuk mem-post foto saya ketika berambut panjang. Ini salah satu foto yang ada di account friendster saya. Foto-foto gondrong lainnya, sebenarnya masih banyak. Tersimpan di laci di kamar saya di Bandung.
Di foto yang ini tidak terlalu kucel tampang saya. Mungkin karena efek foto, wajah saya jadi bersih. Hahaha. Atau, mungkin karena kumis saya baru di-trim.
Hampir sepanjang masa perkuliahan, saya berambut gondrong. Tahun pertama, masih cepak gara-gara ospek. Nah, sejak tahun kedua hingga tahun ke-lima saya nyaris tak pernah memotong rambut. Saya selalu deg-degan setiap ingin pergi ke tukang cukur. Takut gagal. Jadi, lebih baik tak dipotong saja. Sudah jelas, kan, begitu potongannya.
Kalau dipikir lagi, mungkin itu sebabnya saya baru punya pacar ketika saya dicukur. Kapan-kapan saya posting foto saya dengan rambut gondrong, kumis dan brewok tak terawat. Mamang-mamang sekali lah. Hahaha.
Penghuni kampus lain, banyak yang mengira saya tak pernah mandi. Dandanan saya selalu sama. Jins, jaket kulit atau jaket jins, kaos hitam. Nah, yang saya ganti hanya kaos dan celana dalam. Itu sebabnya mereka mengira saya tak pernah mandi. Atau, mungkin karena dasarnya saya kucel, jadi tak terlihat bekas mandi.
Tapi, rambut gondrong memang selau terasa manfaatnya ketika mendengar musik rock atau metal. Haha. Sepertinya tak akan pernah salah kostum mendengar musik itu dengan rambut panjang terurai. Biarpun ujungnya pecah-pecah dan rambutnya bau terbakar matahari, perasaan kalau sudah mendengar musik keras, rambut itu terasa gagah-gagah saja.
0 Comments