Muda, Beda dan Berbahaya
Superman Is Dead tampil di Prost! dalam salah satu event menjelang bubarnya The Black Hole di sana.
“Kami tahu uang kalian sudah habis buat beli tiket, jadi tak bisa beli minum,” kata Eka Rock, bassis Superman Is Dead sambil tertawa, “kami juga agak kekurangan nih di sini.”
Selasa, 19 Mei 2009, pukul dua belas malam, Prost! Beer House, Kemang. Superman Is Dead menggelar showcase setelah sore harinya berjumpa dengan beberapa wartawan dan bicara soal album baru serta tur mereka ke Amerika Serikat. Tiket yang dibandrol oleh Prost! malam itu memang cukup mahal: Rp 75 ribu. Perbandingannya, event yang biasa digelar di sana memasang tarif antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu. Dan Superman Is Dead baru tahu harganya semahal itu, menjelang manggung.
“Kalau di Bali dipasang harga segini, kayaknya bakal sepi nih. Jadi, makasih ya buat yang udah dateng,” tambah Eka.
Prost! tak terlalu padat, tapi juga tak lengang. Di antara wajah-wajah familiar yang biasa terlihat di sana, ada wajah sekelompok lelaki usia belasan yang bernyanyi dengan penuh semangat di depan panggung. Mereka hapal semua lagu yang dibawakan oleh Superman Is Dead. Dan rasanya, tiket sebesar Rp 75 ribu terlalu mahal buat para remaja itu. Apalagi, yang tampil hanya satu nama. Tapi, mereka sepertinya tak terpengaruh dengan tiket mahal, karena sepanjang konser selalu bernyanyi penuh semangat.
Kabarnya, event The Black Hole yang reguler digelar di Prost! akan berakhir. Masalahnya klasik: event yang menampilkan band cutting edge, di luar arus utama, tak menghasilkan. Lebih jelas prospeknya jika cafe atau bar menghadirkan band Top 40 atau DJ dugem. Penonton di event cutting edge tak mengeluarkan uang sebanyak para penonton di event mainstream.
Di lagu “Jika Kami Bersama”, Superman Is Dead mengajak Shaggydog untuk tampil. Mereka memang berkolaborasi dalam lagu itu di album terbaru mereka, Angels and The Outsiders.
“Tadinya mau kami beri judul Superman Is Dog,” kata Bobby Cool, gitaris sekaligus vokalis.
“Saya bangga Superman Is Dead bisa tampil di Warped Tour yang bergengsi. Mereka berarti mau naik haji,” kata Heru, vokalis Shaggydog.
Menjelang pukul satu pagi, Superman Is Dead merampungkan pertunjukkannya. Sebelum tiga lagu terakhir, drummer Jerinx tampil ke depan, bermain gitar membawakan lagu “Lady Rose”. Ini jadi selalu ada dalam pertunjukkan Superman Is Dead. Saya tadinya tak berniat memotret. Hanya membawa kamera poket digital Ixus 91S. Tapi, tiba-tiba ingin memuat foto mereka. Jadi, ya hanya seada-adanya. Saya sengaja mengatur ke warna hitam putih karena kalau berwarna, ternyata terlalu banyak terlihat titik-titik putih di gambarnya.
Ah sudahlah, saya harus segera pergi liputan. Silakan nikmati. Oya, caption foto nya adalah kutipan lirik lagu “Jika Kami Bersama.”
Kalau mau baca sedikit berita soal tur mereka di Amerika, klik aja ini:
0 Comments