High Octane Rock di The Rock
Sabtu [23/5] kemarin, Seringai manggung di The Rock, Kemang.
Sampai sekarang, saya tak tahu nama event-nya. Katanya sih, yang menyelenggarakan anak-anak Universitas Binus Internasional. Bahkan, ada yang bilang, itu acara ulang tahun salah satu panitia. Saya juga tak tahu soal waktu dimulai acaranya. Katanya sih, sejak pukul dua belas siang. Acara seperti itu, biasanya menampilkan banyak band.
Saya datang ke sana, pukul tujuh malam. Sebuah band yang saya tak tahu namanya, sedang tampil. Musiknya, tipikal band metal kesukaan remaja masa kini. Dengan vokal yang berteriak, lalu kadang diselingin nyanyian mendayu-dayu seperti sedang membawakan lagu pop menye-menye seakan-akan dia yang paling berat masalahnya di dunia ini.
Penontonnya tak terlalu padat. Masih bisa dibilang lengang. Saya tak tahu berapa perbandingan mereka yang datang ke sana karena temannya manggung alias gratisan—seperti saya. hehe—dengan mereka yang benar-benar membeli tiket. Jadi, analisa soal hubungan harga tiket dan minimnya jumlah penonton tak bisa saya gunakan di sini.
Seringai manggung kira-kira beberapa menit lebih dari pukul setengah delapan malam [bahasa yang bertele-tele nih, maaf]. Sebelumnya, tampil seorang gitaris yang menunjukkan keahliannya melakukan shredding dengan iringan minus one. Lelaki yang juga salah satu panitia itu, bermasturbasi dengan gitarnya selama beberapa menit.
“Terima kasih ya Dhan,” kata Arian sambil melambaikan tangannya ke arah belakang. Para penonton langsung menengok ke arah belakang. Mereka mengira Ahmad Dhani, musisi yang diajak kerjasama untuk mengelola cafe itu, ada di sana. Arian tertawa melihat penonton terkecoh.
Seharusnya, waktu yang tersedia buat Seringai adalah pukul 19.20 hingga pukul 20.20. Tapi, karena waktu sedikit ngaret, akhirnya beberapa lagu harus dipangkas dari set list.
“Skeptikal udah, Alkohol udah, karena waktunya udah mau habis, tadinya mau bawain lima belas lagu, jadi terpaksa ini lagu terakhir ya,” kata Arian, padahal mereka baru menyanyikan satu lagu. Penonton lagi-lagi tertawa. Naluri humor Arian sedang menggelora malam itu. Beberapa kali penonton di The Rock dibuat tertawa.
Beberapa menit menjelang pukul setengah sembilan malam, pertunjukkan berakhir. Saya tak tahu ada kesepakatan apa antara panitia dengan The Rock sehingga harus merampungkan acara sebelum setengah sembilan malam. Mungkin karena pengelola The Rock ingin segera memutar video The Rock dan artis-artis dari Republik Cinta Manajemen di sana. Mungkin crowd dugem atau crowd reguler di sana sebentar lagi berdatangan.
Kali ini, saya memotret dengan kamera poket Canon IXUS 91s lagi. Sekali lagi, saya buat dalam hitam putih. Buat gaya-gayaan aja sebenernya. Hehe. Soalnya, lighting di sana tak bagus.
0 Comments