Ini tentang lagu-lagu bertema alkohol.
Sejauh ini, ada tiga lagu bertema alkohol buatan band lokal yang saya sukai: “Di Sayidan” dari Shaggydog, “Alkohol” dari Seringai, dan “Rajawali” dari The Flowers. Meskipun saya bukan peminum alkohol, tapi saya sangat menikmati mendengarkan lagu itu.
“Di Sayidan”, karena bisa mewakili dengan baik karakter Shaggydog. Cerita tentang satu daerah di Jogja, yang juga markas mereka: sebuah daerah bernama Sayidan, dan minuman khas Jogja: lapen. Serta semangat kumpul-kumpul yang diceritakan di lagu itu.
Di Sayidan di jalanan
Angkat sekali lagi gelasmu kawan
Di Sayidan di jalanan
Tuangkan air perdamaian
“Alkohol”, juga karena apa yang digembar-gemborkan Seringai bisa didapatkan di lagu itu: senang alkohol dan pernyataan menolak tua yang disampaikan melalui musik rock. Yang paling baru, adalah Rajawali. Gitaris Boris, si penulis lagu ini, mendapat inspirasi karena melihat kelakuan vokalis Njet yang sering membawa minuman dalam kantong plastik berwarna hitam. Menurut Boris, adegan ini biasa dia lihat waktu mereka masih sering nongkrong di Potlot–bukan sebagai Slankers tentunya. Fakta bahwa Njet menginspirasi Boris untuk membuat lagu ini, dalam kadar tertentu adalah sebuah aww moment [momen di mana penonton terharu dan pelan-pelan berkata, aaawww]. Duet maut Boris Njet bagaikan hati dan jiwa The Flowers. Mereka adalah Mick and Keith versi The Flowers.
“Rajawali” [biasa diplesetkan di panggung menjadi RJWL, mengikuti cara penulisan clothing-clothing lokal yang jadinya terlihat pasaran itu], konon adalah sebuah merk minuman. Liriknya sangat bercerita. Boris dengan baik menangkap momen ketika Njet datang dan membagikan minuman itu kepada teman-temannya. Adegan orang-orang duduk melingkar dan menunggu distribusi minuman dari Njet, juga mengingatkan pada adegan anak-anak burung yang sedang menunggu makanan dari sang induk. Dan hey, judul lagu itu Rajawali! Sebuah kebetulan yang menyenangkan.
Sebagai sebuah lagu, Rajawali adalah lagu yang jadi jaminan akan menjadi magnet di panggung. Sejak intro, lagu itu sudah mengikat kuping untuk terus mendengarkan. Lantas, mau tak mau badan diajak bergoyang oleh groove lagu yang sangat mengundang. Belum lagi part di mana crowd bisa ikut berteriak dan menyanyikan lagu [ketika sebuah lagu memberi kesempatan untuk penonton bernyanyi dengan mudah, maka lagu itu biasanya akan langsung membuat konser semakin panas, atau dalam konteks konser The Flowers, akan menimbulkan klimaks yang menyenangkan].
Dan dalam konteks The Flowers, part ini sangat mudah. Crowd hanya tinggal menyanyikan atau meneriakkan satu kata: Rajawali.
Raja! Raja! Raja Rajawali!
Raja! Raja! Raja Rajawali!
Orang yang buta nada atau buruk dalam menghapal lirikpun akan dengan mudah mengikuti. Lalu, part di mana lirik “Oleng ke kiri dan oleng ke kanan” juga jadi sebuah gimmick yang menghibur. Penonton bisa ikut bergerak miring ke kiri dan ke kanan. Jika dilakukan dalam jumlah penonton yang sangat banyak, maka faktor menghiburnya akan lebih berlipat-lipat. Part ini biasanya sukses membuat penonton tersenyum.
Dalam konteks yang serupa, Naif punya part semacam ini dalam lagu “Curi-Curi Pandang” di mana ketika bagian “curi ke depan curi ke belakang curi ke kanan dan curi ke kiri” biasanya penonton akan dengan mudah mengikuti koreografi. Dan konteks lagu Rajawali, gerakannya lebih sederhana dan tak terlalu memakan tempat, karena hanya ke kiri dan ke kanan. Plus, tak serumit koreografi tari poco-poco atau pun senam prajurit yang terlalu banyak hitungannya itu.
Lalu, part di mana Njet bernyanyi “Kalau kau tak suka dengan isi gelasku, pergi sana menjauhlah dari diriku” adalah sebuah lirik yang berisi pernyataan keras tapi tak terdengar sombong dan mengesankan lebih jantan hanya karena meminum alkohol. Dan kalau mau dilihat dari konteks agama Islam, memang sebaiknya cukup menjauhlah dari kegiatan orang yang sedang minum-minum, seingat saya selama mengaji tak ada ajaran dari ustadz yang mengatakan kalau ada orang minum-minum alkohol, harus kita serang. Dan sebaliknya, kalimat itu juga bisa dipakai oleh mereka yang tak minum alkohol.
Bicara lagu soal minum-minum, saya selalu ingat lagu “Lisoi” milik orang Batak. Saya tak tahu isi tepatnya lagu itu bicara apa, yang saya tahu, lagu itu seperti soundtrack kegiatan minum-minum. Dan kebetulan, pemain gitar di lagu “Alkohol” dan “Rajawali” adalah orang Batak.
Jangan-jangan Ricky Siahaan dan Boris Simanjuntak, punya hubungan darah dengan si pencipta lagu “Lisoi”.
Oya, ini The Flowers membawakan lagu “Rajawali” di Terusik Traxkustik yang digelar Trax 101,4FM Jakarta, Minggu [23/5] malam di Hard Rock Cafe, Jakarta.