Halo Blogspot, kamu pernah ditolak?
Saya rasa sih belum pernah ya. Kamu kan bukan manusia. Dan kenapa juga saya menulis begini ya? Sebuah kalimat pembuka yang aneh.
Kamu yang membaca tulisan ini, pernah ditolak? Atau pernah menolak? Saya rasa kamu tahu penolakan dalam konteks apa yang saya maksud. Ya penolakan cinta lah. Bukan penolakan tawaran kartu kredit atau bergabung dengan MLM.
Saya pernah ditolak. Rasanya tak enak. Bikin galau. Pikiran tak karuan, bahkan sampai menyukai album Dewa yang Cintailah Cinta karena ditolak. Btw, album itu banyak sekali tuh yang temanya soal cinta bertepuk sebelah tangan tapi tak terlalu mendayu-dayu.
Tidak, saya menulis ini bukan karena sedang galau atau karena baru ditolak. Kisah percintaan saya baik-baik saja.
Tapi bicara soal tolak menolak [tolak angin tak termasuk yang akan saya bicarakan di sini], ada beberapa alasan penolakan yang menurut saya klise alias basi yang sering diucapkan perempuan kepada lelaki. Dan saya akan membahas soal itu.
Alasan akademis
Ini biasanya diucapkan seorang perempuan yang masih sekolah atau kuliah.
“Gua lagi pengen konsentrasi belajar.”
“Nanti gua nggak fokus.”
“Mau nyelesein dulu studi.”
Katanya perempuan mahluk yang bisa multitasking ya. Masa’ pacaran sambil belajar tak bisa? Padahal kan sambil mempelajari yang ada di sekolah atau kampus, bisa juga belajar yang lain. Hehe.
Yang menolak memakai alasan ini sepertinya mereka yang belum terlalu akrab dengan si cowok, tapi masih mau sok tak membuat sakit hati.
Alasan persahabatan
Ini biasanya diucapkan seorang perempuan yang menolak lelaki yang memang sudah akrab. Lelaki jomblo yang berteman akrab dengan perempuan dan dianggapnya kece, kemungkinan besar bakal naksir dan ingin lebih dari sekadar bersahabat.
“Elu udah enak jadi temen.”
“Kita temenan aja ya.”
“Gua udah nganggap elu temen baek gua.”
“Gua nggak mau kehilangan temen.”
Kalau sudah nyaman berteman, harusnya bisa dong pacaran. Kan udah enak ngobrolnya. Belakangan ini, ada istilah yang namanya friendzone. Nah, kayaknya yang begini ini nih korban friendzone. Kalau cowok sudah masuk ke lembah friendzone, susah sekali untuk merangkak keluar. Hanya segelintir orang terpilih yang bisa memanjat ke puncak dan keluar dari lembah friendzone. Seperti halnya Bruce Wayne yang dipenjara dan jadi salah satu yang bisa keluar dari penjara di dalam tanah itu. Tapi, sebenernya sih masuk ke lembah friendzone masih lebih baik dibandingkan tak bisa jadi friend sama sekali.
Yah minimal mah, si gebetan masih bisa diajak nonton bioskop berdua, makan berdua, atau nonton konser. Meskipun tetep, jadi pacar mah belum mau.
Yang menolak memakai alasan ini, biasanya karena udah akrab sama si cowok, nyaman jalan, nyaman ngobrol, tapi tak nafsu alias tak timbul birahi alias tak bisa membayangkan dirinya berciuman dengan si cowok. Menyenangkan sebagai pria, tapi tak menggairahkan.
Alasan persaudaraan
Entah siapa yang memulainya, tapi banyak sekali perempuan di luar sana yang menolak cowok karena menganggapnya sudah seperti kakak sendiri.
“Elu udah gua anggap abang gua.”
“Jangan dong, elu udah kayak abang gua.”
“Gua ngerasa udah kayak adeklu.”
Padahal, tak ada satu pun cowok yang ketika akrab dengan perempuan, berniat menjadikannya adik atau berniat mencari adik. Apalagi cowok yang sudah punya banyak adik di rumah. Saya rasa yang anak tunggal pun tak sengaja berniat mencari adik di luar rumah.
Sepertinya cewek yang menolak memakai alasan begini, karena merasa sudah akrab sekali dengan si cowok, merasa lebih tinggi levelnya dari sahabat, tapi tetep nggak nafsu.
Para perempuan yang membaca tulisan ini, kalau tak sepakat, jangan marah ya. Hehe. Ini kan hanya analisa dangkal saya sebagai cowok. Masih banyak alasan lain, tapi yang terpikir di benak cuma tiga yang utama ini.
Saran saya mah, buat para perempuan, jujur aja lah. Toh, mau kalimatnya halus atau tidak, efeknya kurang lebih sama: sakit hati mah pasti ada. Malah, kalau memakai kalimat halus, si cowok bakal terus berusaha mengejar. Yah kalau akhirnya kalian para perempuan jatuh hati juga sih tak apa-apa, kalau akhirnya terganggu?
Coba deh, mulai sekarang kalau menolak cowok, memakai kalimat yang jujur.
“Nggak mau ah. Gua nggak nafsu sama elu. Kalau kita pacaran kan harus ada nafsu, selain nyaman dan sayang.”
“Gua nggak naksir elu.”
“Gua nggak suka sama elu.”
“Gua nyari yang mapan. Elu kayaknya masih jauh deh dari mapan.”
Atau, kalau mau kalimat ampuh yang sudah pasti membuat cowok tak akan mengejar lagi, pakai kalimat ini.
“Gua nggak suka cowok, sukanya cewek.”