A Hungry Man is An Angry Man
Kalau sedang lapar, saya sensitif.
Benar. Jangan sekali-kali menggoda atau meledek saya kalau perut saya sedang keroncongan. Entah kenapa, saya pasti jadi laki-laki yang sensitif. Entah istilah itu tepat atau tidak. Sensitif. Yang jelas, saya tidak bisa menerima ledekan, ejekan atau semua yang berhubungan dengan perasaan. Diledek teman, saya kesal. Pundung. Dendam. Ingin menonjok. Pokoknya, jangan main-main dengan saya kalau saya sedang lapar. Hehe.
Dan saya juga biasanya jadi cemburuan. Hehe. Kamu pernah baca tulisan saya yang judulnya Jealous Guy? Nah, sifat itu muncul kalau saya sedang lapar. Begini contohnya. Misalnya pacar saya cerita soal mantannya. Bisa cerita biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Tapi, kalau sedang lapar, saya biasanya jadi cemburu. Kesal mendengar cerita itu. Padahal, kalau perut sedang penuh, kenyang, saya akan menganggap cerita itu biasa saja.
Ini kelemahan saya. Tidak bisa berpikir dengan jernih kalau perut sedang kosong. Mungkin saya sama saja dengan binatang. Berbahaya kalau sedang lapar. Mungkin kamu juga seperti saya. Mungkin juga jutaan orang yang setiap hari kelaparan di luar sana. Kalau begitu, akhirnya bisa dimaklumi kenapa ada orang berbuat jahat dengan alasan mencari makan. Saya yang masih bisa membeli nasi saja, tidak bisa berpikir dengan jernih kalau lapar, apalagi mereka yang tidak punya uang untuk membeli nasi. Kamu pernah memikirkan itu?
Kembali ke perut saya. Setelah kenyang, kadang-kadang timbul masalah lain. Saya malah mengantuk. Jadi malas bekerja. Kepala malas berpikir.
Gawat.
0 Comments